Jangan Menolong Setengah Hati
Bantuan kecil yang Anda berikan
mungkin tidak hanya membantu orang yang Anda tolong, tetapi juga lingkungan di
sekitarnya.
Kebiasaan baik, seperti berbagi
dan menolong orang lain, perlu dimulai dan dijalani dengan tekad kuat. Dengan
begitu, saat Anda membantu orang lain, Anda melakukannya dengan sepenuh hati
dan tidak setengah-setengah. Setiap orang bisa belajar untuk memiliki kemampuan
menjalani kebiasaan berbagi. Pelajaran pertamanya adalah memahami mengapa Anda
mau berbagi dan menolong orang lain. Dengan begitu, Anda akan merasakan manfaat
dan keajaiban karena terbiasa berbagi dan menolong orang lain.
"Prinsip berbagi bagi saya
adalah ketika melihat seseorang yang membutuhkan, saya merasa harus memberi
dari apa yang tidak saya pakai, memberi apa yang saya sukai, apa yang berguna,
dan apa yang terbaik sehingga orang lain bisa merasakan manfaat yang sama dengan
saya. Berbagi bukan memberikan yang tersisa, tetapi memberikan yang
terbaik,"papar Non Rawung (63), Ketua Yayasan Obor Berkat Indonesia, dalam
acara bincang-bincang "Habit of Giving = Determination to Start +
Consistency" yang diadakan oleh Tango bekerja sama dengan KidZania di
KidZania Jakarta, Kamis (20/1/2011).
Non, ibu dua anak yang
mengabdikan dirinya sebagai pekerja sosial selama 11 tahun, memberikan contoh.
Baginya, menolong bukan sekadar berbagi barang sisa yang seharusnya sudah masuk
tempat sampah.
"Menolong harus dibarengi
keinginan menjadi sahabat bagi orang yang diberi bantuan. Menghargai orang yang
dibantu sebagai individu yang berhak hidup, mendapat kesempatan belajar, hak
dikasihi, dan mendapat yang terbaik. Menolong tak mengharapkan terima kasih,
tetapi justru mendapat kehormatan karena bisa menolong orang lain. Kesenangan
dari dalam diri harus ditanamkan sehingga menolong tidak lagi menjadi beban,
tetapi sebuah kehormatan," kata Non. Ia menggambarkan konsistensi dirinya
yang berhasil menjangkau lebih dari 4.000 daerah di Indonesia untuk memberikan
akses pelayanan kesehatan, pendidikan, dan penanggulangan bencana.
Menolong juga butuh ketegasan
Sasaran yang ingin Anda tolong
tidak menjadi soal. Yang lebih penting untuk diperhatikan adalah memastikan
orang yang dibantu mendapatkan manfaat dan kebaikan secara maksimal. Jika saat
ini Anda ingin sekali membantu tetangga yang anaknya kesulitan melanjutkan
sekolah, segeralah mulai niat baik tersebut. Namun, sebaiknya bukan sekadar
memberikan biaya sekolah setiap bulan, kata Non.
"Saat memberikan bantuan
biaya sekolah, sebaiknya datang langsung ke sekolah anak. Kontrol prestasinya,
dekati orangtuanya, minta agar orangtua juga mengawasi anak dalam belajar.
Orangtua juga perlu tahu perkembangan anaknya. Banyak orang yang perlu bantuan,
tapi jika bantuan yang diberikan tidak bermanfaat maksimal, masih banyak orang
lain yang lebih layak dibantu," tuturnya.
Membantu orang lain juga perlu
melihat kebutuhannya, tentu dengan menyesuaikan kemampuan Anda. Menolong dengan
sepenuh hati membantu seseorang untuk menjaga konsistensi kebiasaan berbagi.
Sebab, dengan begitu, Anda bukan hanya melakukannya untuk membangun citra diri,
melainkan juga menunjukkan tanggung jawab terhadap lingkungan sosial.
Bantuan Anda mengubah satu orang,
bahkan lingkungan
Tindakan sederhana, menjadi orang
tua asuh misalnya, tidak hanya bermanfaat bagi anak yang dibantu sekolahnya,
tetapi juga bisa membawa perubahan besar di sekitar Anda. Salah satu perubahan
yang paling sering dirasakan Non adalah perubahan sikap, baik sikap anak maupun
orangtuanya.
"Mengajak anak dari kalangan
tak mampu pergi ke mal bisa meningkatkan kepercayaan diri anak karena mereka
merasa punya kesempatan yang sama dengan orang lain yang biasa dilihatnya di
televisi atau orang mampu di sekitarnya. Anak yang bersekolah lebih punya sopan
santun dan
berubah daripada anak yang tak
sekolah. Orangtua melihat perubahan ini. Mereka pun terdorong untuk lebih
memedulikan anaknya agar juga bisa mendapatkan kesempatan yang sama untuk
dibantu bersekolah," Non menjelaskan.
Menurut Non, saat Anda memutuskan
membantu seorang anak untuk bersekolah, misalnya, Anda tengah membuat perubahan
perilaku individu, masyarakat, bahkan lingkungan.
"Saya meyakini, ketika kita
menabur sesuatu, suatu hari akan menjadi pohon besar tanpa tahu apakah nanti
pohon ini akan menjadi pelindung bagi anak atau cucu saya," katanya.