Kamis, 18 Agustus 2011

4 Cara Melipatgandakan dan Melindungi Nilai Aset Bisnis dengan Cerdas

4 Cara Melipatgandakan & Melindungi Nilai Aset Bisnis dengan Cerdas (Seri 2)

Suatu ketika si pengusaha bertanya pada saya,
‘Pak, saya bingung harus bagaimana. Franchise yang saya tawarkan sebenarnya bagus tapi franchisee (mitra) tidak bisa menjalankan, akhirnya dia bangkrut usaha franchisenya. Kini dia malah woro-woro kalau bisnis saya kurang menjanjikan. Bagaimana harusnya saya menyikapi ? Padahal mitra-mitra saya yang lain bisa survive dan ada yang sukses. Saya takut jika ada image negative tentang produk saya’
‘Franchisenya kategori produk apa mas ?’, tanya saya. ‘Minuman ringan dan juice’, jawabnya.
STOP!! Nah, cukup sebentar perbincangannya.
Di Seri 1 , saya menerangkan tentang dahsyatnya bisnis franchise. Di sana anda menjadi franchisornya. di seri 2 ini, saya akan menjelaskan sedikit berbeda namun dengan sistem yang lebih bagus.
Saya akan bertanya pada anda, pembaca. Pernahkah di antara anda yang mengalami kejadian seperti di atas ? Atau mungkin rekan anda yang membuka bisnis kemitraan tepatnya (kalau belum disebut franchise).
Itulah..dalam bisnis apapun tidak ada jaminan bahwa kita itu bisa sukses. Tidak berarti juga bahwa kesuksesan seseorang dalam mengelola usaha atau sebuah bisnis sama dengan jika bisnis tersebut dibuka / dijalankan oleh orang lain. Misalnya seperti ini : Anda membuka bisnis warung makan soto dan berhasil. Nah, saya kemudian minta untuk membuka cabangnya. Tapi belum tentu keberhasilan anda bisa menular kepada saya untuk mengelola bisnis warung soto tersebut bukan ? Padahal produk soto anda sudah teruji dan enak.

Toko komputer / warnet juga bisa memakai sistem ini
Banyak factor mengapa saya tidak sama berhasilnya dengan anda. Bisa dari mood saya untuk menjalankan, skill manajemen, kemampuan untuk berpromosi, bahkan mungkin saja doa saya yang kurang meyakinkan dalam memulai usaha hahaha….
Baik, kita lanjut.
Alloh SWT sudah mentakdirkan bahwa kemampuan kita masing-masing tidaklah sama meski kembar identik sekalipun. Hanya saja, kita diberi kesempatan untuk belajar tentang sesuatu dan bagaimana kita memperlakukan dan memanfaatkan hal tersebut untuk kemakmuran kita. Contohnya kita belajar bisnis pada ahlinya.
Akan tetapi, ada pilihan yang bisa kita ambil dalam koridor wirausaha. Saya melihatnya seperti ini, jika anda tidak bisa menjalankan sebuah usaha, mengapa anda tidak berfikir untuk berinvestasi saja pada bisnis tersebut ? Toh, sama saja dengan kita membuka usaha itu. Bedanya, kita tidak langsung mengurusinya. Sebutan yang keren untuk orang ini adalah menjadi seorang investor.
Dalam konteks ini, saya cenderung melihatnya dari sisi sang pengusaha. Saya tanya anda lagi, pernahkah anda berfikiran seperti di atas ? Alih-alih untuk mengembangkan usaha, eeee yang terjadi malah usahanya berantakan setelah dipegang orang lain. Dan anda sebagai pemilik merek tidak berkuasa penuh lagi atas manajemen bisnis itu. Sedih bukan ??
Nah, dalam 1 tahun belakangan ini, saya kini hanya sebagai konsultan bisnis franchise / kemitraan saja. Tidak lagi berkecimpung terlalu dalam sebagai franchisor. Mengapa ? Saya membuat system di mana sebagai alat untuk melipatgandakan asset dan sekaligus melindungi nilai asset tersebut.
Banyak orang mengira asset sama dengan uang, sama dengan rumah, sama dengan mobil, sama dengan perhiasan, dan lain sebagainya. Padahal jika ditilik dengan seksama, mobil, rumah dan perhiasa tersebut bukanlah asset melainkan sebuah liabilitas (kewajiban). Lah kok bisa, pak shembah ?? Ya iyalah…namanya asset itu adalah sesuatu yang memasukkan uang ke saku kita tanpa bekerja. Nah, coba deh liat apakah barang-barang tersebut menghasilkan untuk anda.
Aset di sini banyak definisinya. Bahkan saya tidak memasukkan uang di urutan awal. Aset bisa berbentuk sebuah nama merek / brand (buruan dipatenkan lewat saya yaa..), sebuah manajemen dalam bentuk SOP (Standar Operational Procedure), beberapa orang karyawan, dan lain sebagainya. Itulah yang harusnya anda perhatikan untuk prioritas anda lindungi. Mengapa ? Karena dari beberapa hal itulah anda mendapatkan penghasilan pasif bukan ?
Jika anda ingin melindungi dan melipatgandakan asset, tanpa harus menawarkan resiko yang banyak, saya lebih menyarankan bagi si pengusaha franchise khususnya untuk memakai system yang pernah saya terapkan di beberapa daerah, untuk menawarkan sekema investasi pada khalayak daripada melulu promosi jualan franchisenya.
Maksudnya bagaimana, pak ?
Misalkan seperti kasus di atas tadi. Katakanlah dia mempunyai 5 cabang outlet sendiri yang dia kelola dengan rata-rata profit per bulan 20%. Modal yang dibutuhkan untuk membuka satu outlet adalah 7 juta misalnya. Nah, di system saya, daripada si pengusaha berusaha mempromosikan franchisenya, dan ternyata ada mitra yang tidak bisa menjalankan, lebih baik si franchisor menawarkan investasi bagi hasil kepada para mitranya. Dengan kata lain, cukup orang berinvestasi pada bisnis si pengusaha itu tadi. Paham kan maksud saya ?
Hal ini saya lakukan karena bagi si pengusaha, daripada orang lain yang sebagai mitra tidak bisa menjalankan bisnis franchisenya, yang kena dampaknya si pengusaha juga. Padahal di tempat lain, semua usaha mitra berjalan dengan baik. Mendingan si calon mitra berinvestasi saja kepada pengusaha. Toh yang dicari kan hasil akhirnya, alias profit bulanan bukan ?
“Bukan, pak. Saya juga ingin menjadi pengusaha dengan membuka franchise”, ujar si calon mitra. Walah, coba tanyakan pada diri anda dengan jujur. Bagi beberapa orang dan memang kebanyakan, membeli franchise sama dengan pengen pasif income tanpa bekerja, bener gak ?? Hayo, ngaku saja. Kan yang anda beli sistemnya yang sudah berjalan. Tapi giliran system tersebut tidak berjalan sama dengan kondisi mitra, siapa yang disalahkan ? Usul saya, jika anda ingin jadi pengusaha, coba buatlah usaha mandiri anda sendiri dulu deh. Daripada langsung menjadi franchisee.
Lah, apa anda salah jika menjadi mitra franchise ? ya tidak salah, tapi niat awalnya dulu seperti apa. Apakah benar anda memang mau menjadi pengusaha ? Kalau niat ya bisnis franchise anda susah maju, ya tugas anda sebagai pemilik bisnis yang berperan bukan cuma si franchisor saja.
Nah, bagi si franchisor, dengan adanya investor maka akan diuntungkan juga karena dengan begitu, merek dan SOP akan terlindungi. Dan yang pasti bisnis itu dikelola oleh orang yang benar-benar merintisnya dari awal. Hasilnya berlipat, asetnya terlindung. Paham ya ?
Trus, untuk sekema detailnya seperti bagi hasilnya, system pembayaran, jangka waktu kontrak kerjasama, dan lain sebagainya gimana pak shembah ??
Oh, kalau itu panjang diceritakan di sini. Bisa satu buku jadi deh hehe…Hebatnya lagi, system ini tidak hanya diterapkan di franchise / kemitraan saja lho. Bisa di bisnis apapun, tinggal saya lihat dulu apakah kapasitasnya bagus atau tidak.
Baiklah, jika anda seorang pengusaha dan sudah mempunyai bisnis, ingin mempunyai system seperti di atas, silakan hubungi saya ya atau di halaman sharing dan diskusi.
Salam Brokerpreneur !!

0 komentar:

Posting Komentar

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More